Tips Dunia
Marketing
- Ketika kita mengikuti pelajaran olahraga, mungkin kita pernah mendengar
pepatah kuno yang berbunyi seperti ini: “Mens
sana in corpore sano”. Usia peribahasa ini sudah sangat tua dan dikenal sejak
zaman pra-Sokratik sampai zaman modern ini. Peribahasa ini sering dijadikan bahan
refleksi baik bagi para filsuf, politis, olahragawan, seniman, negarawan,
pendidik dan seterusnya. Banyak orang mungkin paham bahwa peribahasa ini ingin
mengatakan bahwa dalam tubuh yang sehat terdapat jiwa yang sehat juga. Atau
juga bisa dikatakan dalam pikiran sehat akan membawa dampak positif bagi tubuh.
Atau bisa juga diartikan dalam fisik yang kuat tersimpan mental yang tangguh.
Setiap
manusia sukses, baik dia itu baru merintis karirnya ataupun dia sudah dalam
puncak kejayaan, tidak akan mengabaikan hubungan mutualistik antara tubuh dan
mental. Apa gunanya jika kita memiliki tubuh yang kuat, tetapi mental kita
lemah. Apa gunanya juga kita memiliki mental yang kuat tetapi tidak didukung
oleh fisik yang sehat. Keduanya itu saling berkaitan dan tidak bisa dilepaskan
satu sama lain. Jika tubuh dilihat sebagai faktor luar yang bisa terlihat oleh
orang lain, maka mental bisa dikatakan sebagai faktor dalam yang tersembunyi bagi
orang lain. Di antara keduanya, faktor mental yang paling memegang peranan
penting menghantar seseorang mencapai kesuksesan. Jika seseorang tidak mampu
mengatasi kestabilan mentalnya, dapat dipastikan produktifitas orang tersebut
pasti terhambat. Setidaknya ada 5 M yang perlu diperhatikan:
1.
Mencari aktifitas. Pengertian mencari
aktifitas berbeda dengan mencari kesibukan. Orang yang mencari kesibukan adalah
orang yang tidak punya tujuan. Dikatakan tidak punya tujuan karena ia
mengerjakan semua hal yang bisa dikerjakan olehnya, padahal belum tentu ia
menyukainya. Mungkin juga pekerjaan itu dilakukan karena ia ingin menghindari
sesuatu. Misalnya, agar tidak dibilang pengangguran oleh tetangga atau teman
atau mertua maka ia sengaja sibuk melakukan ini dan itu. Ia ingin
memperlihatkan pada orang lain seolah-olah dirinya itu pantas dihargai atau
dihormati. Sedangkan orang yang mencari aktifitas adalah orang yang mengisi
waktu luang yang ada dengan hal-hal yang bermanfaat di sela-sela kesibukannya.
Aktifitas itu digunakan olehnya menjadi bagian penting dalam hidupnya. Orang
yang mencari aktifitas tidak terbebani oleh kegiatan yang dilakukannya. Ia
menganggap hal itu sebagai kegiatan yang menyenangkan dan ia sangat menikmati
kegiatan tersebut. Tidak ada keluhan sama sekali terucap dari mulutnya. Tidak
ada wajah murung yang terlihat ketika harus menjalani aktifitas tersebut.
Misalnya,
mendaki gunung, bermain fulsal bersama teman, naik sepeda di pagi hari dan
lainnya. Kadang jalan-jalan di taman juga merupakan aktifitas yang menyenangkan
dan yang bisa melonggarkan kepenatan pikiran kita.
2.
Mencoba hal-hal baru. Ilmu
pengetahuan itu tidak ada habisnya. Walau kita tidak bisa merengkuh semua ilmu
pengetahuan, setidaknya ada hal-hal baru yang bisa kita isi setiap hari. Ini
bukan mencari kesibukan, tetapi melatih pikiran dan mental kita menjadi tajam.
Jika seseorang berhenti belajar hal-hal baru, ketajaman pikirannya lama
kelamaan akan menurun. Itu sebabnya ada orang yang diusia 60 tahun sudah mulai
kelihatan pikun. Tetapi ada juga orang yang berusia 80 tahun pikirannya masih
tajam seperti orang yang berusia 40 tahun. Belajar hal-hal baru bukan saja
melatih pikiran, tetapi juga melatih mentalitas kita menjadi kokoh dan pantang
menyerah. Di dalam mempelajari hal-hal baru, pikiran dan mentalitas kita diasah
untuk mencari solusi dari setiap kesulitan yang kita hadapi baik di tempat
kerja maupun di kehidupan pribadi. Karena itu janganlah kita menyerah untuk
belajar hal-hal baru karena setiap hal yang dipelajari tidak pernah sia-sia.
3.
Mencermati lingkungan sekitar.
Menjadi orang yang cermat melihat situasi dibutuhkan waktu yang panjang. Kadang
banyak hal yang bisa didapatkan oleh kita lewat hal-hal kecil yang ada
disekitar kita. Kadang hal-hal kecil sekitar kita bisa memberikan inspirasi
bagi kita. Mungkin juga hal-hal kecil bisa menunjukkan peluang usaha yang belum
digarap oleh orang lain. Semuanya itu butuh kecermatan pada sekitar kita.
Contohnya, jika anda ke kantor naik bus ataupun anda pulang kampung naik
kereta, coba perhatikan sekitar anda dengan cermat. Anda lakukan terus-menerus
sampai menjadi hal yang menyenangkan. Lama kelamaan mata dan pikiran anda akan
terlatih untuk menangkap indahnya hidup ini dan bagaimana menghadapi rintangan
dengan cara positif.
4.
Membangun relasi persahabatan. Setiap
manusia membutuhkan orang lain. Tanpa orang lain, kita tidak bisa menjadi diri
sendiri. Contohnya, jika anda hanya seorang diri di sebuah pulau terpencil maka
kesepian akan pelan-pelan membuat anda menjadi gila. Karena itu, manusia
membutuhkan orang lain dalam hidupnya. Pelbagai jenis kepribadian manusia
justru menolong kita untuk bisa menemukan dan menjadi diri kita sendiri. Relasi
antar pribadi bisa dibangun dengan orang disekitar kita, seperti: keluarga,
teman, rekan kerja, tetangga dan lainnya. Relasi antar pribadi ini pelan-pelan
membuat kita menemukan sahabat-sahabat yang bisa diajak bertukar pikiran
bersama. Sahabat-sahabat ini pula yang kadang-kadang bisa menjadi penyelamat
bagi kita ketika kita masuk pada jalan yang salah. Sering terjadi justru
kitalah yang mendepak satu per satu sahabat kita hanya karena mereka tidak
mendukung atau mengikuti keinginan kita yang egoistik. Hanya karena hal kecil
yang muncul dari egoisme diri kita, kita begitu gampangnya memberikan label bahwa
di dunia ini tidak ada manusia yang baik. Hal itu membuat kita menutup diri
dari semua pergaulan, bahkan keluarga kita pun terkena imbasnya. Yang dirugikan
bukan orang lain, melainkan diri kitalah yang akan terpuruk dalam jurang
kehancuran. Jika kita bisa melihat lebih jauh pentingnya membangun relasi
persahabatan dan manfaat positifnya maka kehidupan kita akan penuh dengan
warna. Kadang rezeki justru bisa datang dari relasi persahabatan yang kita
bangun dengan orang lain.
5.
Menekan emosi negatif. Dalam mencapai
hidup sukses dan mental yang sehat, belajar menekan emosi negatif, seperti
amarah, stres, depresi, lepas kendali dan sebagainya menjadi faktor terpenting
dari semuanya. Bagaimana mungkin orang bisa dekat dengan kita jika kita adalah
orang yang temperamental atau orang yang gampang panik karena stres. Jika kita
mampu menekan emosi negatif, maka secara otomatis mental yang sehat dan positif
akan terbentuk dalam diri kita. Menekan emosi negatif dibutuhkan latihan
terus-menerus. Banyak tips yang bisa kita dapatkan lewat buku psikologi, atau
buku pengembangan diri atau lewat talk show di radio atau lewat seminar dan
ceramah dan sebagainya. Semuanya itu baru bermanfaat jika kita mau
mempraktekkannya dalam kehidupan sehari-hari. Tanpa praktek nyata, tidak
mungkin kita bisa menjadi pribadi yang sukses. Pribadi yang sukses selalu
tersinari oleh mental yang sehat karena dimana pun ia berada selalu membawa
senyuman dan kehangatan yang bersahabat bagi orang sekitarnya.
0 komentar:
Posting Komentar