Searching...
Kamis, 19 Desember 2013

5 M Dalam Membangun Mentalitas Yang Sehat



Tips Dunia Marketing - Ketika kita mengikuti pelajaran olahraga, mungkin kita pernah mendengar pepatah kuno yang berbunyi seperti ini: “Mens sana in corpore sano”. Usia peribahasa ini sudah sangat tua dan dikenal sejak zaman pra-Sokratik sampai zaman modern ini. Peribahasa ini sering dijadikan bahan refleksi baik bagi para filsuf, politis, olahragawan, seniman, negarawan, pendidik dan seterusnya. Banyak orang mungkin paham bahwa peribahasa ini ingin mengatakan bahwa dalam tubuh yang sehat terdapat jiwa yang sehat juga. Atau juga bisa dikatakan dalam pikiran sehat akan membawa dampak positif bagi tubuh. Atau bisa juga diartikan dalam fisik yang kuat tersimpan mental yang tangguh.


Setiap manusia sukses, baik dia itu baru merintis karirnya ataupun dia sudah dalam puncak kejayaan, tidak akan mengabaikan hubungan mutualistik antara tubuh dan mental. Apa gunanya jika kita memiliki tubuh yang kuat, tetapi mental kita lemah. Apa gunanya juga kita memiliki mental yang kuat tetapi tidak didukung oleh fisik yang sehat. Keduanya itu saling berkaitan dan tidak bisa dilepaskan satu sama lain. Jika tubuh dilihat sebagai faktor luar yang bisa terlihat oleh orang lain, maka mental bisa dikatakan sebagai faktor dalam yang tersembunyi bagi orang lain. Di antara keduanya, faktor mental yang paling memegang peranan penting menghantar seseorang mencapai kesuksesan. Jika seseorang tidak mampu mengatasi kestabilan mentalnya, dapat dipastikan produktifitas orang tersebut pasti terhambat. Setidaknya ada 5 M yang perlu diperhatikan:

1. Mencari aktifitas. Pengertian mencari aktifitas berbeda dengan mencari kesibukan. Orang yang mencari kesibukan adalah orang yang tidak punya tujuan. Dikatakan tidak punya tujuan karena ia mengerjakan semua hal yang bisa dikerjakan olehnya, padahal belum tentu ia menyukainya. Mungkin juga pekerjaan itu dilakukan karena ia ingin menghindari sesuatu. Misalnya, agar tidak dibilang pengangguran oleh tetangga atau teman atau mertua maka ia sengaja sibuk melakukan ini dan itu. Ia ingin memperlihatkan pada orang lain seolah-olah dirinya itu pantas dihargai atau dihormati. Sedangkan orang yang mencari aktifitas adalah orang yang mengisi waktu luang yang ada dengan hal-hal yang bermanfaat di sela-sela kesibukannya. Aktifitas itu digunakan olehnya menjadi bagian penting dalam hidupnya. Orang yang mencari aktifitas tidak terbebani oleh kegiatan yang dilakukannya. Ia menganggap hal itu sebagai kegiatan yang menyenangkan dan ia sangat menikmati kegiatan tersebut. Tidak ada keluhan sama sekali terucap dari mulutnya. Tidak ada wajah murung yang terlihat ketika harus menjalani aktifitas tersebut.
Misalnya, mendaki gunung, bermain fulsal bersama teman, naik sepeda di pagi hari dan lainnya. Kadang jalan-jalan di taman juga merupakan aktifitas yang menyenangkan dan yang bisa melonggarkan kepenatan pikiran kita.

2. Mencoba hal-hal baru. Ilmu pengetahuan itu tidak ada habisnya. Walau kita tidak bisa merengkuh semua ilmu pengetahuan, setidaknya ada hal-hal baru yang bisa kita isi setiap hari. Ini bukan mencari kesibukan, tetapi melatih pikiran dan mental kita menjadi tajam. Jika seseorang berhenti belajar hal-hal baru, ketajaman pikirannya lama kelamaan akan menurun. Itu sebabnya ada orang yang diusia 60 tahun sudah mulai kelihatan pikun. Tetapi ada juga orang yang berusia 80 tahun pikirannya masih tajam seperti orang yang berusia 40 tahun. Belajar hal-hal baru bukan saja melatih pikiran, tetapi juga melatih mentalitas kita menjadi kokoh dan pantang menyerah. Di dalam mempelajari hal-hal baru, pikiran dan mentalitas kita diasah untuk mencari solusi dari setiap kesulitan yang kita hadapi baik di tempat kerja maupun di kehidupan pribadi. Karena itu janganlah kita menyerah untuk belajar hal-hal baru karena setiap hal yang dipelajari tidak pernah sia-sia.

3. Mencermati lingkungan sekitar. Menjadi orang yang cermat melihat situasi dibutuhkan waktu yang panjang. Kadang banyak hal yang bisa didapatkan oleh kita lewat hal-hal kecil yang ada disekitar kita. Kadang hal-hal kecil sekitar kita bisa memberikan inspirasi bagi kita. Mungkin juga hal-hal kecil bisa menunjukkan peluang usaha yang belum digarap oleh orang lain. Semuanya itu butuh kecermatan pada sekitar kita. Contohnya, jika anda ke kantor naik bus ataupun anda pulang kampung naik kereta, coba perhatikan sekitar anda dengan cermat. Anda lakukan terus-menerus sampai menjadi hal yang menyenangkan. Lama kelamaan mata dan pikiran anda akan terlatih untuk menangkap indahnya hidup ini dan bagaimana menghadapi rintangan dengan cara positif.

4. Membangun relasi persahabatan. Setiap manusia membutuhkan orang lain. Tanpa orang lain, kita tidak bisa menjadi diri sendiri. Contohnya, jika anda hanya seorang diri di sebuah pulau terpencil maka kesepian akan pelan-pelan membuat anda menjadi gila. Karena itu, manusia membutuhkan orang lain dalam hidupnya. Pelbagai jenis kepribadian manusia justru menolong kita untuk bisa menemukan dan menjadi diri kita sendiri. Relasi antar pribadi bisa dibangun dengan orang disekitar kita, seperti: keluarga, teman, rekan kerja, tetangga dan lainnya. Relasi antar pribadi ini pelan-pelan membuat kita menemukan sahabat-sahabat yang bisa diajak bertukar pikiran bersama. Sahabat-sahabat ini pula yang kadang-kadang bisa menjadi penyelamat bagi kita ketika kita masuk pada jalan yang salah. Sering terjadi justru kitalah yang mendepak satu per satu sahabat kita hanya karena mereka tidak mendukung atau mengikuti keinginan kita yang egoistik. Hanya karena hal kecil yang muncul dari egoisme diri kita, kita begitu gampangnya memberikan label bahwa di dunia ini tidak ada manusia yang baik. Hal itu membuat kita menutup diri dari semua pergaulan, bahkan keluarga kita pun terkena imbasnya. Yang dirugikan bukan orang lain, melainkan diri kitalah yang akan terpuruk dalam jurang kehancuran. Jika kita bisa melihat lebih jauh pentingnya membangun relasi persahabatan dan manfaat positifnya maka kehidupan kita akan penuh dengan warna. Kadang rezeki justru bisa datang dari relasi persahabatan yang kita bangun dengan orang lain.

5. Menekan emosi negatif. Dalam mencapai hidup sukses dan mental yang sehat, belajar menekan emosi negatif, seperti amarah, stres, depresi, lepas kendali dan sebagainya menjadi faktor terpenting dari semuanya. Bagaimana mungkin orang bisa dekat dengan kita jika kita adalah orang yang temperamental atau orang yang gampang panik karena stres. Jika kita mampu menekan emosi negatif, maka secara otomatis mental yang sehat dan positif akan terbentuk dalam diri kita. Menekan emosi negatif dibutuhkan latihan terus-menerus. Banyak tips yang bisa kita dapatkan lewat buku psikologi, atau buku pengembangan diri atau lewat talk show di radio atau lewat seminar dan ceramah dan sebagainya. Semuanya itu baru bermanfaat jika kita mau mempraktekkannya dalam kehidupan sehari-hari. Tanpa praktek nyata, tidak mungkin kita bisa menjadi pribadi yang sukses. Pribadi yang sukses selalu tersinari oleh mental yang sehat karena dimana pun ia berada selalu membawa senyuman dan kehangatan yang bersahabat bagi orang sekitarnya.        
 

0 komentar:

Posting Komentar

 
Back to top!